Inklusi Finansial Bisa Dipercepat dengan Branchless Banking


PENELITIAN World Bank 2009 menunjukkan bahwa sekitar 2,7 miliar penduduk dewasa di negara berkembang tidak mempunyai akses terhadap perbankan, baik dari sisi deposito, kredit, asuransi maupun dana pensiun.

Hasil pemetaan secara global yang dilakukan World Bank menunjukkan sekitar 59% dari seluruh penduduk di Asia Tenggara dan Asia Timur belum terjangkau layanan finansial. Negara dengan hasil yang terendah adalah Afrika yangmencapai hingga 80% penduduknya belum terjangkau layanan finansial. Sementara di negara maju hanya tinggal sekitar 8% dari penduduknya yang belum terjangkau layanan finansial.

Indonesia sendiri saat ini masih menghadapi tantangan berkaitan dengan akses layanan finansial yang masih terbatas. Berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20% dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun saat ini yang menikmati akses jasa keuangan, sementara di China dan India masing-masing telah mencapai 64% dan 35%.

Rendahnya layanan keuangan di Indonesia tercermin dari jumlah rekening bank per 1000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505, sementara di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449. Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menyatakan hal tersebut di atas menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan akses layanan keuangan kepada masyarakat Indonesia. Apalagi pada 2012, penetrasi perbankan Indonesia menurun di level 41%. Padahal, pada tahun sebelumnya mencapai 43%.

"Mungkin untuk capai inklusi finansial tidak bisa dengan cara saat ini pembukaan kantor cabang, perlu cara baru seperti branchless banking," ujar Zulkifli.

Melihat masih besarnya peluang bagi institusi finansial tersebut, Bank Mandiri telah menggelar The International Financial Inclusion Forum 2013 di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Selasa (26/2).

Perhelatan itu dihadiri sekitar 200 orang dari berbagai lapisan seperti pemerintah dan legislator, pelaku bisnis, serta akademisi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan forum itu dapat meningkatkan perhatian berbagai pihak mengenai urgensi financial inclusion di Indonesia. Dengan begitu, hal tersebut akan menggerus kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Forum internasional itu, lanjutnya, juga diharapkan memberikan solusi nyata bagi pengembangan financial inclusion di Indonesia yang dapat mengurangi jumlah unbanked people di Indonesia.

“Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki akses ke perbankan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini juga dapat mengoptimalkan kontribusi perbankan terhadap perekonomian nasional,” imbuh Pahala.

Mandiri Branchless Banking

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini menegaskan pentingnya pengembangan bank yang tidak mengandalkan cabang tradisional.

"Karena cabang seluruh bank di Indonesia paling hanya 20 ribu. Bagaimana mungkin yang 20 ribu ini bisa melayani 240 juta rakyat Indonesia? Kita butuh bisnis model baru," ujar Zulkifli.

Pengamat ekonomi MIT Economics Abhijit Banerjee dalam sesi The International Financial Inclusion Forum (IFIF) 2013 mengingatkan ada beberapa hal yang perlu relaksasi dan penguatan untuk pengembangan sistem
inklusi keuangan.

Konsep know your customer (KYC) perbankan yang mengharuskan setiap bank memiliki data nasabah secara lengkap perlu dilonggarkan. "Tidak mungkin ada yang melakukan pencucian uang Rp10 ribu di setiap akun bank. KYC yang terlalu berat itu tidak setimpal," tutur Abhijit.

Bank Mandiri merupakan salah satu bank nasional yang tengah merintis bisnis perbankan tanpa cabang. Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, selama dua tahun terakhir, anak usaha Bank Mandiri yakni Bank Sinar Harapan Bali membuat proyek inklusi keuangan dengan menggandeng Axis, menjadikan nomor ponsel nasabah sebagai nomor rekening.(metrotvnews.com)